Ingin membuat cerita tentang pendidikan singkat? Cek berbagai contoh cerpen pendidikan inspiratif dalam artikel ini, yuk!
Membaca cerita pendek merupakan kegiatan yang bisa dilakukan di waktu luang.
Cerpen bukan hanya memiliki kisah seputar cinta atau pun pengalaman pribadi saja, melainkan juga terdapat tema cerpen yang penuh pesan moral, seperti halnya cerpen pendidikan.
Jenis cerpen ini berisi kisah penuh nasihat dan mampu mengajarkan hal baik bagi pembacanya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut cerpen tentang pendidikan dan cerpen singkat tentang sekolah yang bisa menjadi inspirasi!
Contoh Cerpen Pendidikan Singkat
1. Pengembara yang Cerdik
Pada suatu hari, ada seorang raja yang mengajukan pertanyaan di istana megah dan membuat semua orang di ruang sidang bingung.
Ketika mereka semua mencoba mencari tahu jawabannya, seorang pengembara berjalan masuk dan bertanya ada apa.
Mereka mengulangi pertanyaan itu kepadanya. Pertanyaannya adalah, “Ada berapa banyak gagak di kota ini?”.
Dia mengumumkan jawabannya, “Katanya ada dua puluh satu ribu lima ratus dua puluh tiga gagak di kota.
Ketika ditanya bagaimana dia tahu jawabannya, orang itu menjawab, “Minta anak buahmu untuk menghitung jumlah gagak”.
Jika ada lebih banyak, maka kerabat gagak harus mengunjungi mereka dari kota terdekat.
Jika jumlahnya lebih sedikit, maka gagak dari kota kami harus mengunjungi kerabat mereka yang tinggal di luar kota”.
Senang dengan jawaban itu, Sang raja memberi pengembara itu rantai ruby dan mutiara.
2. Akibat Sombong
Temanku bernama Risma adalah anak orang kaya sombong, selalu menghina, dan tidak ingin berteman dengan kami dengan alasan kami anak orang susah.
Meski ia anak yang pintar, tetapi bukankah sombong adalah hal yang tidak terpuji?
Suatu ketika, Risma mengejek temanku karena bajunya jorok dan dekil.
Kawanku menjadi tertawaan para teman-teman yang lain dan tidak ada yang mau duduk dengannya selain aku. Ternyata benar sombong membawa malapetaka.
Setelah beberapa bulan, Risma terpaksa pindah ke desa kampung halaman orang tuanya karena ayahnya tersandung kasus korupsi sehingga harus ditahan oleh aparat kepolisian.
Baca Juga : Jyoungblood.com
3. Miskin Tak Menjadi Penghalang Mengejar Impian
Aku anak seorang pemulung dan pekerja buruh.
Ayahku buruh pabrik dan ibuku sering bekerja mengumpulkan barang bekas, untuk menambah biaya sekolah dan kehidupan aku beserta adik-adikku.
Aku menjual kue di sekolah, kue apa saja yang dibuat ibu aku jual di kelas ke teman-temanku. Walau tidak banyak, cukup buat ditabung untuk membayar uang sekolah.
Kini, aku duduk di bangku mahasiswa untuk meneruskan beasiswa ke jenjang magister. Penggalan kisah diriku tadi adalah kisah waktu aku duduk di bangku sekolah dasar.
4. Utopia Putih Merah
Dari balik tirai jendela yang lusuh, sepasang mata kecil menatap awas. Pandangannya tidak terlepas dari lapangan bola, tepat 10 meter di depan rumahnya.
Sudah setengah jam gadis itu mengawasi. Bukan gerak-gerik bola. Bukan pula para pemain bola berseragam putih merah, karena di sana hanya ada bayangan kosong dan keheningan.
Hari itu, seharusnya menjadi hari pertama ia masuk sekolah.
Hari itu, seharusya untuk pertama kalinya ia mengenakan seragam putih merah yang selalu didambakannya. Tapi, hari itu semua berbeda dari bayangannya.
Rumahnya mendadak penuh orang-orang. la mengenal dua atau tiga orang dari mereka, meskipun ada sepotong kain hijau menutup hidung dan mulut mereka.
5. Filosofi Pensil
Seorang anak laki-laki bernama Andi kesal karena dia mendapatkan nilai buruk dalam tes bahasa Inggrisnya. Dia sedang duduk di kamarnya ketika neneknya datang dan menghiburnya.
Neneknya duduk di sampingnya dan memberinya pensil. Andi memandang neneknya dengan bingung, dan berkata bahwa dia tidak pantas mendapatkan pensil setelah nilai ujiannya yang jelek.
Neneknya menjelaskan, “Kamu bisa belajar banyak hal dari pensil ini karena sama seperti kamu, dia mengalami penajaman yang menyakitkan, persis seperti kamu mengalami rasa sakit karena tidak berhasil dengan baik pada ujian.
Andi pun terhibur dan berjanji akan menjadi lebih baik di masa depan.