Kenal Lebih Dekat dengan Jurusan Ilmu Komunikasi, Yuk!

Kenal Lebih Dekat dengan Jurusan Ilmu Komunikasi, Yuk!

 

Sampai sekarang, jurusan Ilmu Komunikasi masih menjadi salah satu prodi yang paling diminati oleh calon mahasiswa baru. Hal ini disebabkan karena komunikasi adalah salah satu bidang yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga selalu berkembang dan selalu dibutuhkan.

Pada pendaftaran SBMPTN 2022 kemarin, Ilmu Komunikasi juga menjadi salah satu jurusan dengan pendaftar terbanyak di beberapa PTN. Salah satunya di UPN Veteran Jakarta, dengan peminat 4.291 dan daya tampung 160 kursi. Wah, ketat banget.

Apa yang dipelajari di Jurusan Komunikasi?

Jurusan Ilmu Komunikasi adalah program studi yang mempelajari proses penyampaian pesan secara efektif agar dapat diterima dan dipahami oleh khalayak. Selain itu, jurusan Ilmu Komunikasi mempelajari komunikasi dalam berbagai tingkatan, seperti antar individu, kelompok, media, budaya, dan lain sebagainya.

Ilmu Komunikasi merupakan induk dari beberapa ilmu turunannya, seperti Periklanan, Penyiaran atau Broadcasting, Jurnalistik, Kajian Media, Public Relations sebagainya. Maka dari itu, saat masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi, kamu akan diarahkan untuk mengambil peminatan. Akan tetapi, setiap kampus memiliki peminatan yang berbeda-beda. Jadi, nggak perlu bingung ya.

Mata Kuliah Jurusan Komunikasi

Pada perkuliahan tahun pertama, mahasiswa Ilmu Komunikasi bertemu dengan beberapa mata kuliah umum, seperti Pengantar Ilmu Komunikasi, Pengantar Ilmu Politik, Pengantar Antropologi, Filsafat Komunikasi dan sejenisnya. Karena termasuk rumpun Soshum, mata kuliah yang dipelajari masih berkaitan dengan ilmu Sosial yang lain.

Baru deh, di semester 3 dan 4, kamu bakal belajar macam-macam ilmu komunikasi di berbagai tingkatan. Bagaimana berkomunikasi dengan individu, kelompok, atau saat berbisnis. Ada juga komunikasi massa yang mempelajari metode mengemas pesan di televisi, radio, dan media online. Nah, kalau kamu lihat tabel di bawah ini, ada mata kuliah Psikologi Komunikasi. Di sini, kamu akan dilatih menjadi komunikator yang baik agar pesan dapat diterima secara jelas dan tidak menyinggung lawan bicara.

Naik ke semester 5 dan 6, kamu diperbolehkan mengambil mata kuliah peminatan. Misal, kamu memilih Jurnalistik sebagai peminatan, maka mata kuliah yang akan kamu dapatkan adalah yang berkaitan dengan Jurnalistik. Contohnya, Dasar-dasar Jurnalistik, Hukum, dan Etika Jurnalistik, Bahasa Jurnalistik, atau Teknik Wawancara.

Terus, di semester 7, ada yang namanya Magang. Anak Komunikasi bisa magang di berbagai tempat, kayak stasiun TV, radio, production house, kementerian, konsultan humas, ahensi periklanan, dan lain-lain. Kalau udah magang, siap-siap nyusun skripsi di semester 8 ya! Nah, gelar untuk mahasiswa Komunikasi ada 2, yaitu S.Ikom atau S.Sos jika berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP).

Skill yang Harus Dimiliki Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Di Ilmu Komunikasi, salah satu soft skill dasar yang harus kamu punya adalah skill public speaking. Public speaking itu sendiri berarti kemampuan menyampaikan pesan yang baik kepada audiens.

“Oh, cuma modal ngomong aja dong berarti?”

Eits, jangan salah! Public speaking juga harus dilatih dan banyak tekniknya, lho. Salah satunya body gesture atau bahasa tubuh. Kamu juga harus percaya diri, dapat berbicara dengan artikulasi yang jelas, serta menguasai materi sebelum berbicara di hadapan umum

Selain soft skill, di Ilmu Komunikasi hard skill kamu juga akan diasah. Kamu akan belajar cara menulis yang baik, belajar teknik videografi, fotografi, strategi menyusun konten media sosial, pemasaran, dan masih banyak lagi. Jadi, ilmu yang komunikasi nggak cuma berguna di dunia kerja, tapi juga dalam berbisnis, atau kehidupan sehari-hari.

Jurusan Komunikasi Bisa Kerja Dimana?
“Mahasiswa ilmu komunikasi kerja apa sih nanti?”

Jangan khawatir, prospek kerja dari lulusan Ilmu Komunikasi itu beragam dan menjanjikan, lho. Kamu bisa menjadi Public Relations Officer atau staf Hubungan Masyarakat. Peran PR atau Humas yaitu menjembatani perusahaan dengan pihak lain, untuk mencapai tujuannya.

Selain public relation, lulusan Ilmu Komunikasi juga bisa bekerja sebagai reporter. Reporter bertugas untuk melaporkan berita di lapangan, dalam bentuk tulisan media online maupun media cetak.

Selain itu, anak Komunikasi dapat bekerja sebagai blogger, penyiar radio, fotografer, dosen, event organizer (EO), editor, MC, copywriter, dan masih banyak lainnya. Gaji awal lulusan Ilmu Komunikasi pun bervariasi, berkisar antara 5 juta – 7 juta rupiah untuk seorang fresh graduate.

Biaya Kuliah dan Kampus dengan Jurusan Komunikasi
Jurusan Komunikasi dapat kita temukan dengan mudah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Perlu kamu ketahui, jurusan Komunikasi dapat berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) atau Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP).

Misalnya nih, di Universitas Indonesia, jurusan Komunikasi masih bergabung dengan FISIP. Itu sebabnya, gelar yang didapat setelah lulus adalah S.Sos. Sedangkan di Universitas Padjadjaran, sudah berdiri Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM), sehingga kamu akan memperoleh gelar S.Ikom.

Mengenai durasi kuliah, jurusan Komunikasi dapat ditempuh selama 3 tahun lewat program studi vokasi, atau 4 tahun lewat program studi S1 dan Sarjana Terapan (D4). Untuk biaya kuliahnya, berkisar dari 5 juta hingga 15 juta rupiah per semester, tergantung dari akreditasi kampus dan jalur masuk. Berikut daftar pilihan PTN dan PTS yang memiliki jurusan komunikasi terbaik di Indonesia:

Universitas Indonesia
Universitas Padjadjaran
Universitas Gadjah Mada
Universitas Airlangga
Universitas Diponegoro
UIN Jakarta
UPN Veteran Jakarta
Telkom University
Binus University
London School Public Relation
Universitas Multimedia Nusantara

Gimana Brainies, apa kamu tertarik untuk masuk jurusan Ilmu Komunikasi? Selain meningkatkan skill public speaking, kamu juga harus mempersiapkan diri agar bisa diterima oleh salah satu jurusan Ilmu Komunikasi di kampus idaman. Yuk, tingkatkan kemampuan akademik kamu bersama Brain Academy!

Baca artikel pendidikan bermanfaat : jyoungblood.com

Pengertian Psikologi Pendidikan Serta Manfaat dan Ruang Lingkupnya

Pengertian Psikologi Pendidikan Serta Manfaat dan Ruang Lingkupnya

 

Psikologi diartikan sebagai studi ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dan tingkah laku manusia. Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan pengaruh dalam kegiatan pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku anak didik. Keadaan sistem pembelajaran, cara mengajar, dan anak didik di setiap daerah tidaklah sama.
Kebiasaan anak didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan muncul untuk memberikan perbaikan pada dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar, layanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas anak didik yang lebih baik.

Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli

Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala gejala jiwa manusia (Abu, 2003).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan (KBBI).
Menurut Muhibin Syah (2003), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan (Whiterington, 1982).
Sementara itu, Djiwandono (2002), mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia.
Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses mengajar dan belajar.

Pengertian psikologi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan.

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain

Pengetahuan

Pendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan (kognitif) pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta didik.

Pengetahuan tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus dalam pengajaran dan pendidikan.

Pembawaan

Proses pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.

Proses – proses tingkah laku

Menurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup perubahan perilaku seperti :

Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan.
Perubahan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap (afektif) dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang berkualitas.

Hakikat dan ruang lingkup belajar

Hakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan kepada siswa.

Perkembangan siswa

Guru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang baik.

Faktor yang mempengaruhi belajar

Situasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu mempengaruhi kualitas belajar mengajar.

Kondisi ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Faktor lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan belajar.

Pengukuran pendidikan

Pengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur perkembangan pendidikan yang telah didapat.

Aspek praktis pengukuran

Aspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa hasil dari proses pembelajaran.

Transfer belajar

Pembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan rapi.

Kesehatan mental

Kesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun berkelompok.

Pendidikan karakter

Karakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah.

Kurikulum pendek

Kurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan.

Teori Behaviorisme

Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut merupakan dampak dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada perilakunya.

Kemudian, dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang diberikan.

Operant conditioning Theory

Operant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku. Contohnya : guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Contohnya : Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.

Kemudian, hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Contohnya : Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh : Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya (Saul, 2015).

Classical conditioning Theory

Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing masing tahapan.

Tahap 1 – Before Conditioning: pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Contoh : Parfum dapat menimbulkan respon kebahagiaan.
Tahap 2 – During Conditioning: Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh : parfum mungkin berkaitan dengan seseorang.
Tahap 3 After Conditioning: terbentuknya respon yang baru. Contoh : Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat (Mcleod, 2008).

Teori Kognitif

Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar : (1) Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, (2) Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, (3) belajar membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.

Koneksionisme

Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949) dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.

Teori Gestalt

Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu objek.

Peran Psikologi terhadap Pendidikan
Psikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikan

Secara psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari perkembangan sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen pembelajaran merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum sebagai kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat – hakikat psikologi.

Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada ketrampilan, pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan terbentuknya suatu individu individu yang unggul dan kompeten.

2. Peran psikologi terhadap sistem pembelajaran

Terkait dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika respon psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan baik.

Dan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah dengan penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan komunikasi yang menyenangkan.

Selain itu psikologi pendidikan juga telah melahirkan prinsip prinsip pembelajaran seperti yang dipaparkan oleh Sudirwo, 2002 :

Seseorang yang belajar harus memiliki sebuah tujuan.
Tujuan dilahirkan dari kebutuhan bukan paksaan
Harus bersedia mengalami beberapa kesulitan.
Belajar itu dibuktikan dengan perubahan perilaku.
Belajar membutuhkan insight apa yang harus dipelajari dan dipahami.
Seseorang membutuhkan bimbingan.
Ujian perlu dilakukan namun didahului dengan pemahaman.

3. Peran psikologi terhadap sistem penilaian

Psikologi juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian. Misalnya, dengan tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat untuk mengetahui bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih mudah memberikan bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri siswa.

Tes aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi siswanya sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan, potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
Terdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Muhammad dan Wiyani (2013), yaitu :

1. Memahami perbedaan siswa

Masing masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif serta efisien.

Tidak hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa secara personal atau pilih kasih.

2. Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelas

Kemampuan guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang efektif.

3. Memilih strategi pembelajaran yang tepat

Mempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat, akan memberikan situasi efektif belajar mengajar.

4. Memberikan bimbingan pada siswa

Psikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan dengan mudah.

5. Berinteraksi dengan tepat dengan siswa

Prinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing siswa.

6. Memberikan evaluasi hasil pembelajaran

Sebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih baik.

7. Memotivasi belajar

Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang meningkat.

8. Menetapkan tujuan pembelajaran

Psikologi pendidikan membantu pegajar untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau tidak.

9. Penggunaan media pembelajaran yang tepat

Pengetahuan psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi siswa.

10. Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai

Penyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak efektif.

Psikologi pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam setiap kehidupannya.

Artikel tentang psikologi pendidiikan ini semoga dapat membantu para pengajar untuk lebih memahami karakter siswanya dan menyesuaikan proses pembelajaran yang tepat sehingga mampu menghasilkan generasi generasi yang unggul baik secara intelegensi maupun sikap dan perilaku yang nantinya dibawa dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu memberikan peranan positif dan bermanfaat.

Baca artikel pendidikan : https://www.jyoungblood.com/

Pendidikan Non-Formal.

MENGINTEGRASIKAN LAYANAN PENDIDIKAN NON-FORMAL DALAM SISTEM PENDIDIKAN FORMAL

 

UNESCO (1997:41) memberikan definisi bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan pendidikan yang diorganisir dan berkelanjutan yang tidak berkaitan secara tepat pada definisi pendidikan formal. Pendidikan nonformal bisa terjadi baik di dalam maupun di luar lembaga-lembaga pendidikan, dan melayani orang-orang semua usia. Tergantung pada konteks negara, bisa mencakup program-program pendidikan termasuk bagi orang dewasa yang belum bisa membaca, pendidikan dasar untuk anak-anak di luar sekolah, keterampilan kehidupan (life-skills), keterampilan kerja (work-skills), dan kebudayaan umum.Program pendidikan nonformal tidak perlu mengikuti sistem “tangga”, memiliki durasi yang berbeda, dan memperoleh atau tidak memperoleh sertifikat dari belajar yang dicapai.

Berdasarkan beberapa definisi pendidikan nonformal di atas dapat dirumuskan bahwa pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara terencana, sistematis, fleksibel, integral dan berlangsung di luar system pendidikan formal (sekolah).

Dilihat dari sisi sekolah, tujuan mengintegrasikan pendidikan nonformal ke dalam layanan pendidikan formal adalah untuk membantu kemudahan sekolah dalam mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah.Dari sisi pendidikan nonformal adalah memberikan kontribusi layanan pendidikan untuk membantu peserta didik dan sekolah dalam merealisir harapan dan tujuan keduanya (peserta didik dan sekolah).Untuk melaksanakan pengintegrasian pendidikan nonformal ke dalam sistem pendidikan formal perlu dilaksanakan strategi efektif agar sesuai dengan harapan kedua belah pihak.Kedua belah pihak sama-sama memiliki visi, misi, dan tujuan masing-masing yang tentu ada persamaan dan perbedaan. Untuk menggalang langkah yang sama ke arah tujuan yang sama maka strategi efektif sangat diperlukan.

Beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh sekolah antara lain sebagai berikut:

1) Memperkenalkan kurikulum sekolah pada lembaga pengelola pendidikan nonformal yang ada di wilayah sekitar sekolah.

2) Membuat MOU kerjasama secara resmi antara sekolah dan pengelola lembaga pendidikan nonformal sebagai ikatan kerjasama.

3) Melakukan supervisi terhap pelaksanaan program pendidikan nonformal.

4) Sekolah melakukan kontrol terhadap hasil belajar siswa dengan melakukan tes hasil belajar secara periodik untuk mengetahui tingkat kemajuan hasil belajar.

5) Melaporkan tingkat kemajuan hasil belajar yang dicapai siswa pada pihak pelaksana pendidikan nonformal.

6) Melakukan pertemuan periodik dan terprogram untuk mengevaluasi dan sekaligus memantapkan pelaksanaan pendidikan di kedua lembaga pendidikan bersangkutan.

7) Sekolah memperbolehkan pengelola pendidikan nonformal untuk mendayagunakan fasilitas pendidikan yang ada di sekolah secara terkontrol.

8) Sekolah melakukan evaluasi dan masukan terhadap pengembangan kurikulum di lembaga pendidikan nonformal sebagai mitra kerja sehingga betul-betul match dengan program sekolah.

9) Pertemuan berkala secara segi tiga, yakni pihak sekolah, pengelola lembaga pendidikan nonformal, dan orangtua/wali peserta didik dalam rangka pengembangan penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan bersama antara sekolah dan lembaga pendidikan nonformal.

10) Pemberian hadiah (reward) pada lembaga pendidikan nonformal yang berhasil memberikan kontribusi nyata pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Informasi selanjutnya tentang pendidikan bermanfaat hanya di jyoungblood.com

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli

 

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber.
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Baca lagi tentang pendidikan yang bermanfaat : https://www.jyoungblood.com/

Pengertian Pendidikan

 

Sumber : https://www.jyoungblood.com/

Sudah tahu tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan itu? Istilah ini, memang sering diperdengarkan oleh kita. Meski demikian, tidak sedikit diantara kita yang belum mengetahui tentang makna dasar dari pendidikan itu sendiri ditinjau dari sisi pendapat ahli. Mari kita telusuri lebih dalam.

Pengertian Pendidikan

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, bahwa istilah pendidikan bukan lagi istilah yang baru saja kita dengar. Melainkan, sudah cukup sering diperdengarkan.

Pendidikan adalah tempat untuk membentuk citra baik dalam diri manusia agar berkembang seluruh potensi dirinya.

Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga telah menjelaskan bahwa pendidikan adalah tempat atau wadah untuk mengembangkan seluruh potensi diri yang ada pada diri manusia.

Oleh karenanya, dalam hal ini secara umum bahwa pendidikan itu tidak terbatas pada materi pelajaran tertentu saja. Melainkan hal ini mencakup segala aspek yang berkaitan dengan potensi diri manusia dalam hal pengembangan.

Hal ini juga yang membuat berbagai materi itu dibelajarkan dalam pendidikan. Tatkala peserta didik telah belajar, maka secara tidak sengaja akan membentuk pola pikir, yang pada akhirnya membentuk kemampuan dari potensi yang dimilikinya.

Mengutip dari KBBI Online, bahwa Pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti memelihara dan memberi latihan. Dari dasar kata ini, terlihat jelas bahwa peran pendidikan adalah memberi latihan kepada peserta didiknya.

Adakah Batas Pendidikan?

Pendidikan adalah sesuatu yang tidak terbatas. Pada dasarnya, pendidikan sangatlah dibutuhkan bagi segenap manusia. Tanpa pendidikan, dampak buruk pada manusia itu akan terjadi.

Pendidikan akan menciptakan manusia yang lebih baik dari masa ke masa, dengan kemampuan mereka masing-masing yang turut berkembang selama mereka belajar akan suatu hal tertentu.

Oleh karena itu, tiada batasan bagi pendidikan.

Hal ini juga mencakup dalam aspek usia, dimana konon orang-orang dengan usia lanjut juga masih tetap membutuhkan belajar, dan pendidikan adalah wadah untuk itu.

Jenis Pendidikan di Indonesia

Ada beberapa jenis pendidikan di Indonesia, diantaranya yaitu:

  • Pendidikan Formal
  • Pendidikan Non Formal
  • Pendidikan formal adalah pendidikan yang memungkinkan seluruh komponen pendidikan yang ada terdata dan terintegrasi dengan pemerintah.

Pendidikan formal, juga dikatakan sebagai jalur pendidikan yang berjenjang dan berstruktur, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, SMP/ MTs, SMA/ SMK/ MA.

Sementara pendidikan Non Formal, adalah program pendidikan yang dirancang khusus untuk meningkatkan pengetahuan manusia. Umumnya, pendidikan non formal digunakan sebagai pendukung/ pelengkap dari pendidikan formal