Program Prioritas Pendidikan

Program Prioritas Pendidikan dari Mendikbud Nadiem Tahun 2021

Pendidikan wajib diperoleh setiap orang. Tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi serta mencerdaskan individu lebih baik. Berdasarkan tujuan tersebut, pendidikan diharapkan dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang kreatif, berpengetahuan, mandiri, dan bertanggung jawab. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan strategi dan kebijakan pendidikan yang akan diterapkan dalam program pendidikan casino online.

Program pendidikan harus dibuat sebaik mungkin untuk mencapai tujuan pendidikan di masa depan. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, mengemukakan beberapa program prioritas pendidikan untuk tahun anggaran 2021. Program pendidikan yang dibuat berhubungan dengan filosofi merdeka belajar.

Dikutip dari kompas.com, dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI yang disiarkan di channel resmi Youtube-nya pada Kamis (3/9), Mendikbudristek Nadiem menyatakan bahwa kemerdekaan untuk pendidik, peserta didik, unit pendidikan serta ekosistem pendidikan untuk ikut berkontribusi dalam dunia pendidikan yang menjadi “titik tumpu” dari program prioritas tersebut.

5 Program Prioritas Pendidikan 2021 dari Mendikbudristek Nadiem

Program pendidikan harus memuat hal-hal yang dibutuhkan dalam pendidikan dan solusi dari permasalahan dalam pendidikan, guna mencapai tujuan pendidikan dengan optimal. Adapun berikut ini merupakan 7 program prioritas pendidikan pada tahun 2021 dari Mendikbudristek Nadiem Makarim, di antaranya yaitu:

1. Pembiayaan Pendidikan

Nadiem mengatakan bahwa fokus Kemendikbudristek yaitu kemerdekaan akses untuk mendapatkan pendidikan tanpa terhalang pembiayaan. Pada tahun 2021 ini Kemendikbudristek mengeluarkan anggaran sebesar 27,26 triliun rupiah untuk membiayai pendidikan di Indonesia, melalui beberapa program seperti Indonesia pintar atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) sekolah, KIP kuliah, tunjangan profesi guru hingga pembinaan sekolah Indonesia luar negeri.

2. Digitalisasi Sekolah

Menurut Nadiem Makarim, digitalisasi sekolah adalah bentuk kemerdekaan bagi peserta didik untuk mendapatkan informasi dan konten yang setara, seperti konten-konten kurikulum yang baik dan konten pengajaran. Berbagai macam bantuan digital perlu diberikan agar bisa diakses di daerah manapun.

Adapun kegiatan yang termasuk dalam program digitalisasi sekolah yaitu penguatan platform digital dengan mengeluarkan anggaran sebesar Rp109,85 miliar dan program belajar di rumah bersama TVRI dengan anggaran sebesar Rp132 miliar.

3. Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak

Program prioritas pendidikan selanjutnya yaitu sekolah penggerak dan guru penggerak. Nadiem mengatakan jika secara substantif ini adalah program penting, karena peningkatan mutu tidak bisa diwujudkan tanpa adanya peningkatan mutu dari guru.

Ada 4 poin dalam program ini, yang pertama yaitu sertifikasi guru dan tenaga kependidikan, kedua adanya peningkatan kompetensi dan kualifikasi GTK, ketiga penjaminan mutu, advokasi daerah dan sekolah, dan terakhir yaitu pembinaan peserta didik.

4. Peningkatan Kualitas Kurikulum dan Asesmen Kompetensi Minimum

Seperti yang sudah kita tahu bahwa pada tahun 2021 ini Mendikbudristek Nadiem resmi mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. Ujian nasional dan AKM tentulah berbeda, di mana Asesmen Kompetensi Minimum ini fokus terhadap pengukuran kompetensi dengan standar yang lebih global, dengan standar yang bukan bergabung pada materi informasi, melainkan pada kemampuan bernalar, baik dalam literasi, numerasi, dan nilai-nilai Pancasila. Jika UN yang dinilai adalah siswa (individunya), maka AKM yang dinilai adalah sekolah (menyeluruh/global).

5. Revitalisasi Pendidikan Vokasi

Program Kemendikbudristek selanjutnya yaitu memfasilitasi unit pendidikan vokasi dengan industri. Dalam hal ini, fokus utamanya yaitu peningkatan kualitas SDM, serta melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Ini adalah bentuk kemerdekaan untuk sekolah SMK dan politeknik dalam menciptakan pakar-pakar, pelatih, dan guru-guru terbaik dari lingkungan industri. Adapun besar anggaran biaya untuk program ini yaitu Rp5,20 triliun.

Inilah 5 Jenjang Pendidikan Anak yang Harus Ibu Tahu

Melihat anak sukses di masa depan adalah impian setiap orangtua. Meski jalan menuju kesuksesan itu bisa dicapai dengan berbagai cara, banyak orangtua yang mungkin mengaitkannya dengan pendidikan tinggi, yang dimulai sejak dini. Itulah sebabnya banyak orangtua yang mulai menyekolahkan anaknya sejak usia balita, bahkan batita.

Tujuannya tentu baik, agar anak shravskitchen.com bisa mulai belajar tentang banyak hal, dan juga terbiasa menghadapi situasi bersekolah, ketika tiba waktunya masuk jenjang pendidikan selanjutnya. Namun, apa saja sih jenjang pendidikan untuk anak yang penting dan harus ibu ketahui?

Jenjang Pendidikan Anak: dari Pra-TK hingga Sekolah Menengah

Jenjang pendidikan anak dimulai dari pra-TK hingga sekolah menengah. Berikut akan dijelaskan satu persatu:

1. Pra-TK

Jenjang pendidikan anak bisa dimulai dari pra-TK, pada usia 1-3 tahun meski ini sifatnya tidaklah wajib. Ibu bisa memilih memasukkan anak ke daycare atau baby gym class. Daycare juga bisa jadi solusi bagi ibu pekerja, karena biasanya ada sistem full day. Ibu tinggal mengantar Si Kecil di pagi hari dan menjemputnya sore hari ketika selesai bekerja.

Namun, daycare bukanlah jasa penitipan anak semata, lho. Daycare yang profesional biasanya punya metode belajar anak usia dini yang sudah dirancang, sesuai usia anak. Ibu bisa memilih day care mana yang sekiranya punya metode belajar yang cocok dan bermanfaat untuk anak.

Sementara itu, baby gym class dapat menjadi pilihan yang cocok bagi ibu yang ingin Si Kecil mendapat banyak stimulasi motorik. Pastikan untuk memilih baby gym class yang memiliki instruktur yang bersertifikat dan berpengalaman dalam melatih batita, untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Setelah pra-TK, jenjang pendidikan anak selanjutnya adalah PAUD atau pendidikan anak usia dini. Beberapa orang menyebutnya sebagai kelompok belajar. Jenjang pendidikan ini biasanya dijalani saat anak berusia 3-5 tahun. PAUD yang berupa lembaga profesional biasanya memiliki kurikulum yang terencana, dengan tenaga pendidik yang sudah terlatih.

Metode belajar pada PAUD biasanya seputar permainan bersama dalam kelompok maupun individu. Namun, tentunya bukan permainan biasa, melainkan permainan yang sudah terselip materi pembelajaran tertentu untuk mempersiapkan anak masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya.

3. Taman Kanak-Kanak (TK)

Memasuki usia 5-6 tahun, anak sudah bisa berlanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu taman kanak-kanak (TK). Kurikulum belajar di TK biasanya sudah lebih jelas dan sistematis. Cara belajarnya pun mulai dibuat mirip seperti di sekolah dasar (SD), yaitu duduk di bangku dan meja masing-masing, serta menggunakan seragam sekolah.

Bukan tanpa alasan, karena TK memang jenjang pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak masuk ke sekolah formal yang sesungguhnya, yaitu SD. Di TK, anak akan mulai diajarkan untuk membaca, menulis, dan berbagai keterampilan lainnya yang dibutuhkan di SD. Namun, TK tak hanya mengusung pembelajaran di meja saja, tetapi juga diselingi dengan bermain, bernyanyi, dan aktivitas menyenangkan lainnya.

4. Sekolah Dasar (SD)

Setelah mendapatkan bekal ilmu dan keterampilan di TK, anak bisa melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu sekolah dasar (SD). Di Indonesia, usia minimal untuk bisa masuk SD adalah 7 tahun. Di usia ini, anak yang sudah menempuh pendidikan di TK biasanya sudah siap dan terbiasa dengan suasana dan peraturan yang ada di sekolah.

Berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya, masa belajar di SD berlangsung selama 6 tahun. Kurikulum di SD juga sudah mengikuti standar kurikulum dari Dinas Pendidikan, sehingga kegiatan belajar sudah lebih serius. Agar anak tidak kaget dan merasa nyaman menjalani tahun-tahun pertamanya bersekolah di SD, pilihlah sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumah, tetapi punya kurikulum dan fasilitas yang memadai.

5. Sekolah Menengah (SMP dan SMA/SMK)

Sekolah menengah atau sekolah lanjutan adalah jenjang pendidikan yang perlu ditempuh anak setelah lulus dari SD. Di Indonesia, sekolah menengah ada 2, yaitu sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas atau kejuruan (SMA/SMK). Keduanya memiliki masa belajar selama 3 tahun.

Sama seperti SD, jenjang SMP dan SMA/SMK juga memiliki kurikulum pembelajaran yang terstandar, dan lebih berat, guna menyiapkan anak memasuki tingkat pendidikan tinggi atau dunia kerja. Hanya saja, di SMK agak berbeda, karena biasanya anak juga diajarkan beberapa pelajaran yang sifatnya keterampilan, sebagai bekal untuk masuk ke dunia kerja.

Itulah beberapa jenjang sekolah anak yang perlu ibu ketahui. Di setiap jenjangnya, pastikan untuk memilih sekolah yang terbaik untuk anak dan dampingi ia dalam prosesnya. Kalau anak sakit, segera download aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter, agar tidak mengganggu sekolah dan aktivitas bermainnya.