Teori Belajar Behavioristik – Pengertian, Prinsip, Ciri-Ciri, Contoh

Teori Belajar Behavioristik – Pengertian, Prinsip, Ciri-Ciri, Contoh

 

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat mengajarnya, ya.

Kesuksesan peserta didik saat belajar, tidak hanya dilihat dari pemahaman akademiknya namun juga dilihat dari perubahan perilakunya. Sebagai seorang guru, Bapak/Ibu tentu sudah berupaya secara maksimal untuk mendidik dan membimbing mereka, salah satunya dengan membuat aturan di kelas.

Jika peserta didik tidak mematuhi aturan yang sudah dibuat, apa yang akan Bapak/Ibu lakukan? Apakah Bapak/Ibu memberikan hukuman pada mereka?

Hukuman yang Bapak/Ibu berikan merupakan salah satu bentuk penerapan dari teori belajar behavioristik. Ingin tahu tentang teori belajar yang dimaksud? Inilah ulasannya.

Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar ini berorientasi pada perilaku yang lebih baik.

Prinsip Teori Belajar Behavioristik

Seperti Bapak/Ibu ketahui bahwa teori belajar behavioristik menekankan pada perubahan perilaku peserta didik. Namun, penerapan teori tersebut dalam pembelajaran harus mengacu pada prinsip yang ada. Menurut Mukinan, prinsip teori belajar behavioristik adalah sebagai berikut.

Apabila seseorang sudah mampu menunjukkan perubahan perilaku, maka dikatakan sudah belajar. Artinya, kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan perilaku tidak dianggap belajar menurut teori ini.
Hal yang paling penting pada teori ini adalah stimulus dan respon karena bisa diamati. Hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap penting karena tidak bisa diamati.
Adanya penguatan (reinforcement), yaitu hal-hal yang bisa memperkuat respon. Penguatan bisa berupa penguatan positif dan negatif.

Hukum pada Teori Belajar Behavioristik

Hergenhahn dan Matthew menyatakan bahwa teori belajar ini mencakup empat hukum, yaitu sebagai berikut.

1. Hukum kesiapan

Hukum kesiapan berarti bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan hasil yang diinginkan jika ada kesiapan, baik kesiapan oleh pendidik maupun peserta didik.

2. Hukum latihan

Hukum latihan memiliki arti bahwa semakin banyak latihan, semakin besar peluang untuk berhasil. Artinya, kegiatan pembelajaran akan berhasil jika peserta didik dibiasakan untuk latihan secara kontinu dan terukur.

3. Hukum efek

Hukum efek berarti bahwa efek yang dirasakan oleh peserta didik setelah belajar akan memotivasi dirinya untuk terus belajar. Contohnya, seorang peserta didik mendapatkan hadiah berupa buku paket Matematika karena berhasil mendapatkan nilai sempurna di ujian tulis Matematika. Efek yang dirasakan adalah bangga dan bahagia. Efek itu diharapkan bisa memotivasi peserta didik tersebut untuk terus belajar.

4. Hukum sikap

Hukum sikap berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan pembelajaran. Perubahan sikap dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Teori Belajar Behavioristik – Pengertian, Prinsip, Ciri-Ciri, Contoh

Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar ini dianggap sudah kuno oleh sebagian kalangan. Namun, sampai saat ini teori ini masih sering digunakan di Indonesia. Memangnya, apa ciri yang membedakan teori ini dengan teori belajar yang lain?

Mengutamakan pengaruh lingkungan.
Hasil pembelajaran fokus pada terbentuknya perilaku yang diinginkan.
Mementingkan pembentukan reaksi atau respon.
Bersifat mekanistis atau dilakukan dengan mekanis tertentu, misalnya meminta maaf.
Menganggap latihan itu adalah hal yang penting dalam proses pembelajaran.

Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik ini adalah teori belajar yang umum digunakan di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari beberapa contoh berikut.

Guru menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap, mulai materi sederhana sampai kompleks.
Selama mengajar, guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi.
Jika guru menjumpai adanya kesahalan, baik pada materi maupun pada peserta didik maka akan segera diperbaiki.
Guru lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang diinginkan.
Guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
Guru harus mampu memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

Produk yang dibuat oleh manusia selalu memiliki dua sisi yang saling berkebalikan, yaitu kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan teori belajar behavioristik. Adapun kelebihan dan kekurangan teori belajar ini adalah sebagai berikut.

1. Kelebihan

Peserta didik dibiasakan untuk latihan dan praktik yang di dalamnya memuat unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
Mampu mendorong peserta didik untuk berpikir linier dan konvergen.
Memudahkan peserta didik untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.

2. Kekurangan

Membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi peserta didik.
Pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga peserta didik terkesan pasif.
Berpotensi menimbulkan hukuman verbal dan fisik, seperti memberi hukuman peserta didik yang melanggar aturan atau bahkan menjewer. Hukuman semacam itu justru bisa berakibat buruk pada perubahan perilaku peserta didik.
Timbul kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang kompleks karena hanya beracuan pada stimulus dan respon.
Menurut Bapak/Ibu, apakah masih relevan teori ini diterapkan di sekolah? Perubahan zaman yang berlangsung secara dinamis menuntut pendidik selektif dalam memilih teori belajar yang sesuai untuk peserta didiknya.

Baca juga : https://www.jyoungblood.com/